Selasa, 20 Juli 2010

Jalan di depan tempat tinggal saya sedang ditambal. Barangkali ini bagian dari permbenahan jalan berjamaah yang diprakarsai Pemkot Bandung. Alih-alih ditambal setengah demi setengah, jalanan di depan rumah ini diblokir total. Alhasil tiga hari kendaraan saya tidak bisa keluar rumah.

Artinya, saya harus melewatkan hari-hari saya tanpa pergi jauh-jauh. Atau lebih tepatnya berkutat dengan kompiler di dalam kamar. Andai tiada perubahan, saya seharusnya sudah menyelesaikan tugas akhir saya esok pagi. Seminggu kemudian, menyelesaikan bukunya. Dengan terkurungnya saya, semoga saja ada akselerasi yang signifikan di dalam proses pengerjaannya.

Shallow Thoughts

Satu, beberapa orang yang paling menarik, paling menyenangkan, dan paling bahagia yang saya kenal justru tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan hidup mereka di masa depan.

Dua, filosofi kehidupan mengenal dua jenis batu : batu sandungan dan batu loncatan, yang mana itu tergantung orang yang melihatnya.

Tiga, lakukanlah setidaknya satu hal gila setiap hari.

Empat, banyak orang mengatakan bahwa terorisme yang terjadi akhir-akhir ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama. Jangan berharap sanggup menuntaskan suatu masalah, apabila kita sendiri tidak mau mengakui akar permasalahannya.

Lima, segala ide muncul dalam bentuk yang radikal. Dari radikal menjadi progresif, dari progresif menjadi liberal, dari liberal menjadi biasa, dari biasa menjadi konservatif, dari konservatif menjadi klasik, dari klasik menjadi ketinggalan zaman, dan akhirnya lenyap ditinggalkan.

Enam, ada dua metode kalkulasi pola makan : dengan satuan kalori dan dengan satuan rupiah.

Tujuh, saya amat menyukai rancangan kamar dan meja kerja saya yang minimalis. Namun entah kenapa banyak orang yang menganggapnya membosankan. Ya, desain itu subjektif.

Delapan, “Suatu proyek yang terencana dengan baik, akan makan waktu dua kali lebih lama dari rencana semula. Yang tidak terencana dengan baik, tiga kali.” - dosen advisor saya di IT Telkom.

Sembilan, game programmer juga harus bermain game. No excuse.

Sepuluh, dulu saya merasa bahwa, sebagai seorang insinyur atau ilmuwan, adalah unik memakai pakaian kaos santai dan jeans ketika bekerja. Bukan kemeja formal atau jas laboratorium. Namun saya keliru. Ternyata hampir semua insinyur dan ilmuwan memang berpakaian seperti itu.

Nice Ponderings

Sebelas, lagu evergreen paling menarik yang saya dengar apabila dimainkan secara instrumental adalah Rain And Tears (Demis Roussos) dan Rhythm of The Rain (The Cascades). Kedua nyanyian sama-sama berkisah tentang hujan. Kebetulan? Ya.

Dua Belas, dan yang buruk tanpa lirik adalah Tears In Heaven (Eric Clapton).

Tiga Belas, menarik : Selandia Lama terletak di Belanda, 19.000 kilometer dari Selandia Baru.

Empat Belas, hal yang tidak mungkin dikatakan oleh seorang pria pada sebuah pesta : “Ayo kita pulang sekarang. Aku malu. Di dalam sana ada cowok lain yang juga memakai tuxedo yang sama persis dengan yang aku pakai.” Karena kami tidak peduli dengan hal itu. Tidak pernah.

Lima Belas, KFC menghidangkan spaghetti di dalam gelas. Unik. Inovatif. Berselera rendah.

Enam Belas, Cie Rasa Loom, rumah makan Aceh, menjual Soto Betawi. Serius.

Tujuh Belas, jika anda suka berada di tempat terbuka, jangan membeli kacamata murah meriah di Alun-Alun Solo atau jalan ABC Bandung. Di bawah panas matahari, lensanya akan memuai dan ukurannya tidak lagi pas. Abaikan nasehat ini jika toleransi mata anda cukup besar.

Delapan Belas, prinsip backpacker: travel bag tidak akan muat menampung semua barang yang anda inginkan, tapi travel bag pasti muat menampung semua barang yang anda butuhkan.

Sembilan Belas, “People cannot do something themselves, they wanna tell you you cannot do it. If you want something, go get it. Period.” - Christopher Gardner, Pursuit of Happyness

Dua Puluh, ketika mentraktir dinner, keluarkanlah uang dua ratus ribu untuk dua gelas minuman saja. Ingat, dua ratus ribu untuk dua gelas. Bukan dua ember.

by Wirawan Winarto http://wirawan.blogsome.com

0 komentar:

Posting Komentar